Jumat, 18 November 2011

Perang!!!


       Ketika Rosululloh  kembali dari salah satu medan laga, beliau berkata kepada para sahabat, "kita telah kembali dari peperangan kecil namun kita akan menghadapi perang yang lebih besar"

        Para Sahabat yang mendengar dawuh beliau, terheran-heran karena baru saja mereka kembali dari peperangan yang bukan kecil, sebuah pertempuran dahsyat yang menjadi embrio peradaban Islam dimasa-masa mendatang, sebuah peperangan yang menentukan hidup mati dan timbul tenggelamnya umat Islam dibelakang hari.

        Kontan saja para sahabat yang hadir pada waktu itu bertanya-tanya kepada Rosulullah, "Wahai Rasulullah, adakah peperangan lebih besar lagi dari yang telah kita hadapi ini ? Rosululloh menjawab, "ya ada, yakni sebuah perjuangan berat untuk memerangi diri."

         Sejarah mengulang jejak. Peristiwa monumental dimasa  silam kini kembali terulang dan senantiasa manusia selama menyelami hidup dan kehidupannya tak pernah luput darinya, yakni perjuangan memerangi nafsu hawanya.

Meskipun masa beralih musim berganti dan perubahan evolusi-revolusi terus mengisi lembaran sejarah peradaban, namun substansinya saat ini sama. Secara dhahir, memang bermacam-macam sifat dan pembawaanya, namun hakikat dari semua itu adalah sama. Hari ini apa yang telah di wanti-wanti oleh Gusti Rasul menjadi kenyataan. 

ibarat pakaian yang membungkus badan, Manusia di manapun berada harus tetap "berperang melawan hawa nafsunya". Andalah yang harus merenung sejenak, cerita diatas hanya sekelumit kisah betapa beratnya melawan "musuh" dalam diri manusia.

Waspadalah, musuh terbesar bukan timbul akibat perang namun justru muncul dari dalam diri manusia. Sekali lagi musuh ada pada diri kita. diri anda.

Dimedan pertempuran manusia menghadapai musuh yang bisa diterka dari mana ia akan menyerang, namun begitu perang telah usai setiap manusia akan menghadapi musuh yang tidak dapat diketahui kekuatanya. Musuh yang bersarang didalam diri, musuh yang menyerang dari segala penjuru, musuh yang tidak pernah mengenal siang dan malam, musuh yang paling aktif itu adalah ”Iblis dan Syaitan”.

        Asap peluru tidak membuat awan gelap gulita hingga matahari leluasa memancarkan sinarnya ke dunia, namun gelapnya "nafsu diri" anak adam selalu menyelubung ke segala penjuru hingga menutupi matahari dan lampu-lampu rumah. Hingga berakibat manusia tidak dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Dentuman meriam, desingan peluru memang tidak lagi terdengar namun raaungan hawa nafsu yang lobak tamak senantiasa mambahana dan mengancam jiwa. 
         
         Malah terkadang akibat "nafsu" yang salah dibenarkan dan yang benar disalahkan, yang sama dibedakan dan yang beda disamakan dan pada akhirnya segalanya akan tergeser dari posisinya.

        Api yang menyala-nyala tidak kelihatan lagi membakar bangunan di muka bumi ini, namun api Ankaradurja masih bergejolak membakar hangus akhlak anak adam seluruhnya, dan sedikit manusia yang tidak terbakar olehnya.

Jembatan-jembatan yang runtuh kini telah di perbaiki dan bisa menghubungkan manusia satu tempat ketempat yang lain. Namun jembatan silaturrahmi yang kini sulit di pertautkan.

        Tiap-tiap golongan boleh jadi telah bersama-sama menyingsing lengan baju memperbaiki, memulihkan segala yang telah  rusak binasa selama perang berkecamuk. Namun tidak setiap dari mereka berkemas memulihkan moralnya.

Betapa banyak bangsa merengkuh kemenangan  dalam perang namun masih tetap dalam ketinggian hati. Bagaimana pula nasib bangsa yang kalah dan moral warga negaranya  runtuh yang tak kunjung diperbaiki. Perang fisik memang sudah usai, sudahkah manusia selesai dari perjuanganya ? maka jawabnya adalah "belum".

2 komentar:

  1. Muhammad adalah Al-qur'an yang berjalan.dan beliaulah mahluk termulia di muka bumi ini.sudah sepaptunya kita mentauladaninya

    makeityourring diamond engagement rings
    Makeityourring diamond engagement rings gift

    BalasHapus
  2. keren gan...
    sekalian link balik.....

    http://daniel-maulana.blogspot.com/

    BalasHapus

harus komentar!!